Our Lives Matter

Kamis, 26 Maret 2020

Cara menyusun Rencana Bisni / Business Plan

              Rencana bisnis adalah pernyataan formal atas tujuan berdirinya sebuah bisnis, serta alasan mengapa pendirinya yakin bahwa tujuan tersebut dapat dicapai, serta strategi atau rencana-rencana apa yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Rencana bisnis juga dapat mengandung informasi tentang latar belakang organisasi atau tim yang bertanggung jawab memenuhi tujuan itu.
               Kegunaan utama dari rencana bisnis, yaitu untuk merancang strategi dan rencana awal bisnis Anda. Sebuah bisnis baru akan sulit berkembang jika hanya dijalankan saja tanpa sebuah panduan dan rancangan. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk menyusun sebuah rencana bisnis. Dengan begitu, bisnis Anda akan lebih terarah dan berorientasi pada target sesuai dengan jalan yang benar demi menuju kesuksesan bisnis.
              Manfaat berikut dari rencana bisnis adalah untuk mendatangkan investor yang akan memodali bisnis Anda. Secara tidak langsung, rencana bisnis tersebut bisa menjadi proposal atau dokumen untuk mendapatkan sumber pendanaan. Sumber dana di sini maksunya yang didapat dari pihak lain, seperti investor, perbankan, atau modal ventura.
Berikut ini adalah cara menyusun rencana bisnis:
1. Ringkasan Singkat
             Ringkasan singkat ini berisi tentang informasi terkait bisnis Anda. Visi, misi, serta tujuan dan target bisnis yang akan dikembangkan. Produk atau jasa apa yang Anda jual kepada konsumen. Buatlah semenarik mungkin sehingga rencana bisnis Anda menarik dan menjual.

2. Latar Belakang Bisnis

            Latar belakang bisnis bercerita mengenai alasan mendirikan bisnis tersebut, orang-orang yang terlibat di dalamnya, seperti pemodal atau pemilik saham, struktur organisasi, daftar konsultan atau ahli, dan yang terkait lainnya. 

3. Analisis Produksi Bisnis
        Bagian ini berisi tentang penjelasan mengenai sistem operasi bisnis Anda. Dari hulu sampai hilir dijelaskan. Misalnya bisnis Anda bergerak di bidang produksi ataupun manufaktur, Anda perlu menjabarkan bagaimana prosesnya mulai dari menerima pesanan, produksi barang, hingga distribusinya. Begitupun jika bergerak di bidang jasa, bagaimana cara Anda mengirimkan jasa kepada konsumen.

4. Analisis Tenaga Kerja
            Jangan lupa masukkan rincian tenaga kerja yang diperlukan, seperti kompetensi dan keahlian,  jumlah yang dibutuhkan. Jangan remehkan untuk mendetailkan kebutuhan tenaga kerja pada bisnis Anda, karena pengalokasian sumber daya manusia yang tepat merupakan salah satu penentu keberhasilan bisnis Anda

5. Analisis Pemasaran dan Distribusi
           Anda juga perlu menganalisis pemasaran dan distribusi produk jasa Anda dalam rencana bisnis. Target pasar yang dibidik, tren pasar yang sedang berkembang, termasuk strategi pemasaran yang akan diterapkan untuk mencapai target penjualan. Proses maupun strategi distribusi pun harus dicantumkan di rencana bisnis sehingga produk atau jasa Anda dapat dinikmati konsumen.

6. Analisis Keuangan dan Pengembalian Modal
             Penting bagi Anda mencantumkan proyeksi pemasukan dan pengeluaran, perhitungan kapan modal dapat kembali, pengembalian investasi kepada investor, serta segala hal lain yang berkaitan dengan aliran uang harus masuk dalam rencana bisnis.

7. Rencana Ekspansi dan Pengembangan Bisnis
         Investor biasanya akan menyoroti satu hal penting dalam sebuah rencana bisnis, yakni rencana ekspansi dan pengembangan usaha. Seberapa serius Anda mengembangkan usaha tersebut, apa saja yang akan dilakukan dan strategi pengembangan bisnis apa saja.

8. Analisis Risiko Bisnis
              Namanya bisnis, pasti ada saja risikonya termasuk bisnis Anda. Adapun berbagai risiko bisnis yang mungkin saja muncul di tengah jalan, yakni risiko operasional, risiko keuangan, risiko saat produksi, dan lain sebagainya. Analisis ini tidak hanya seputar identifikasi risiko, tetapi juga strategi Anda dalam mengatasi dampak dari risiko tersebut.

Sumber :
https://www.cermati.com/artikel/cara-membuat-bisnis-plan-dan-kegunaannya
https://id.wikipedia.org/wiki/Rencana_bisnis

Dasar-dasar Kewirausahaan

         Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Dalam kewirausahaan terdapat dasar-dasar dan konsep tersendiri, berikut ini adalah dasar-dasar dari kewirausahaan.
               Secara etimologis istilah wiraswasta berasal dari kata wira dan swasta.Wira, artinya berani, utama, gagah, luhur, teladan, perkasa, atau pejuang.Swasta adalah paduan dari kata swa dan sta. Swa, artinya sendiri dan sta,artinya berdiri. Bertolak dari arti secara etimologis tersebut Wasty Soemarno(1984 h.43) merumuskan pengertian wiraswasta sebagai berikut “Wiraswastaialah keberanian, keutamaan, serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhanserta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada dirisendiri”. Rumusan senada disampaikan pula oleh Pusat Latihan Koperasi danPembinaan Pengusaha Kecil (1995 h.4). 
              Konsep entrepreneur itu sendiri sebenarnya mulai diperkenalkan pada abad kedelapan belas (abad ke-18) di Prancis ketika seorang ahli ekonominya yang bernama Richard Cantillon mengaitkan antara beban risiko yang harus ditanggung oleh pemerintah dengan para pengusaha di dalam menjalankan roda ekonomi. Pada periode yang sama, di Inggris sedang terjadi pula revolusi industri yang melibatkan sejumlah entrepreneur. Pada sat itu mereka  merupakan pemeran kunci revolusi terutama apabila dikaitkan engan
keberaniannya dalam pengambilan risiko dan transformasi sumber daya (Kirzner 1979). Pada saat itu juga, telah banyak para ahli ekonomi yang mencoba merumuskan pengertian yang terkandung pada istilah entrepreneur ini. Sampai dengan tahun 1950-an telah terdapat sejumlah definisi dan referensi entrepreneur serta kebanyakan merupakan buah pikiran yang isumbangkan oleh para ahli ekonomi. Sebagai contoh, Cantillon (1725), Jean Baptiste Say (1803) ahli ekonomi Prancis yang termasyur pada saat itu, Josep Schumpeter (1934) ahli ekonomi yang genius pada abad ke-20. Mereka semua telah menulis tentang entrepreneurship dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi. Pada dekade berikutnya, telah dilakukan pula sejumlah upaya untuk melukiskan dan mendefinisikan tentang apa sebenarnya entrepreneurship ini. Sebagai contoh, berikut kami kemukakan beberapa batasan entrepreneurship tersebut
           Dari beberapa definisi kewirausahaan yang telah dipaparkan di atas, kita mempunyai gambaran bahwa pada setiap definisi yang dikemukakan tersebut selalu mengandung unsur atau seperangkat ciri-ciri positif tertentu yang tercermin dari seorang wiraswasta, seperti inovatif, kreatif, produktif dan semacamnya. Menurut penulis hal penting yang perlu digarisbawahi dari semua itu adalah kemampuan seorang wirausaha untuk mewujudkan suatu “gagasan” dalam usahanya menjadi sesuatu yang “nyata”. Ciri dan embelembelnya boleh macam-macam, tetapi semangat dan karyanya dalam mewujudkan suatu ide menjadi sesuatu yang dapat dikerjakan, dijual, dan memberikan manfaat bagi masyarakat banyak merupakan jiwa dari seorang wirausaha. 

Sumber : http://repository.ut.ac.id/4015/1/PKOP4206-M1.pdf