Our Lives Matter

Kamis, 09 Juli 2020

Pembiayaan Usaha Baru


BAGAIMANA CARA MEMBIAYAI USAHA BARU/ KEWIRAUSAHAAN BARU?

1.  Masalah-masalah dalam Pencarian Modal Usaha
Setiap wirausahawan yang mencoba memperoleh modal mengetahui betapa sukarnya tugas ini sebagaimana halnya dengan para penanam modal. Penanam modal selama berbulanbulan mencoba meneliti dan menyaring sejumlah besar usulan sebelum mendapatkan peluang yang menjanjikan. Sebagian besar pemodal profesional hanya menanamkan dananya pada 1 sampai 2 persen dari usulan yang diajukan.
Masalah yang berkaitan dengan kesulitan yang biasanya dihadapi wirausahawan antara lain adalah:
1)   Kinerja atau Konsep Perusahaan yang Meragukan
Alasan utama menolak pembiayaan perusahaan yang sudah ada atau baru mulai adalah konsep atau kinerja perusahaan yang meragukan atau buruk. Dua unsur yang mendasari ketidak-minatan dari pemodal adalah risiko bisnis yang terlalu tinggi dan terlalu rendahnya tingkat keuntungan dan tingkat pengembalian dari modal yang ditanam.
2)   Kegagalan Perusahaan untuk Menindak-lanjuti
Kegagalan untuk menindak-lanjuti adalah alasan bagi kegagalan perusahaan mendapatkan modal. Umumnya perusahaan melakukan kontrak awal tanpa mempersiapkan memorandum penempatan pribadi. Wirausahawan hendaknya tidak mendekati investor dengan cara yang mendadak.  Pendekatan  tersebut  akan  menimbulkan  kesan  negatif  kearah  manajemen perusahaan, yang memperlihatkan kurangnya kemampuan untuk menggunakan modal atau ekspansi modal secara efisien.
Pencarian dana hendaknya dimulai sejak awal. Biasanya diperlukan 2 sampai 3 bulan untuk mencari sumber, membantu investor di dalam menganalisa, dan menyusun persetujuan. Banyak perusahaan yang mengabaikan waktu untuk melakukan perundingan yang berhasil.
3)   Kurangnya Pengalaman dan Ketajaman Bisnis
Terdapat ungkapan di antara pemodal bahwa investasi dilakukan pada manusia, bukannya perusahaan atau konsep. Sementara wirausahawan dalam persamaan “wirausahawan-gagasan-uang” adalah penting karena kesulitan dalam pengukuran kinerja manajemen terpisah dari kinerja laba. Manajemen yang lemah adalah faktor utama dalam perhitungan laba yang rendah dan risiko yang tinggi, akan tetapi kinerja laba bisa ditelaah, sementara kualitas manajemen hanya bisa diperkirakan.

Seorang investor hanya akan berhubungan dengan keberhasilan individu tim manajemen sebelum usaha yang diusulkan, pengalaman bisnis, dan kedalaman manajemen dalam bidang-bidang penting.
Kurangnya kepercayaan investor mungkin timbul dari sikap bahwa bakat manajemen adalah promosional, bukan operasional; bahwa manajemen tidak mempunyai keahlian dalam faktor-faktor penting bagi keberhasilan usahanya; bahwa keterampilan finansial kurang gigih; tidak mampu bergulat dengan tekanan; bahwa manajemen tidak jujur; bahwa manajemen tidak kreatif dan imajinatif; atau bahwa manajemen tidak realistis.
Keinginan untuk bekerja dengan kelompok pemodal dengan cara yang bisa diterapkan bisa membantu membuat laporan yang dibutuhkan. Kelompok investor juga perlu mengetahui masalah yang dihadapi dan diatasi oleh manajemen dan untuk melihat bakat-bakat manajemen dengan terbuka.
4)   Preferensi dari Pemodal
Kesulitan yang diuraikan di atas berasal dari proyek aau manajemen. Tidak semua kegagalan kesepakatan disebabkan kelemahan pada usulan bisnis. Banyak masalah yang berkaitan dengan pemodal yang menyebabkan kegagalan tercapainya kesepakatan. Masalahmasalah tersebut antara lain:
a.   Kesepakatan yang disetujui terlalu kecil. Investasi besar dan investasi kecil membutuhkan
       penelitian usulan yang sama besarnya. Terbatas hasil yang mungkin dari investasi kecil
      
menyebabkan investasi tersebut dianggap terlalu kecil untuk dipertimbangkan lebih lanjut.
b.   Penggunaan dana investasi yang dipertanyakan oleh investor, misalkan sejumlah besar
      
dana investasi digunakan untuk pengiklanan produk yang belum teruji.
c.   Kelompok pemodal tidak menyukai bidang investasi, perusahaan mungkin beroperasi
      
pada industri yang berfluktuasi, perusahaan bergantung pada tawaran kompetitif.
d.   Terlalu banyak masalah yang perlu dipecahkan secara langsung sebelum investasi yang
      
tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan disepakati.

5)   Kurangnya Hubungan dengan Sumber-sumber Modal
Banyak pemodal menempati kantor yang tidak mempunyai papan nama, nomor telepon, dan tertutup terhadap publisitas. Keadaan semacam ini akan mempersulit wirausahawan menemukan pemodal bagi usaha barunya. Biasanya wirausahawan akan mendekati bankir, notaris, akuntan untuk membantu mendapatkan orang yang mau memberikan modal kepada usaha barunya. 



2.  Pembiayaan Bisnis
Dalam menentukan kelayakan pembiayaan untuk modal, wirausahawan harus menentukan jumlah maupun waktu dana dibutuhkan, di samping proyeksi penjualan dan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan menengah-kecil biasanya kesulitan mendapatkan modal; ini berbeda dengan perusahaan besar yang mempunyai potensi untuk berkembang. Tiga tahap pendanaan pengembangan bisnis adalah sebagai berikut:
1)   Pendanaan tahap awal
a.   Pendanaan  modal  benih    (seed  capital)  dalam  jumlah  yang  relatif  kecil  untuk
membuktikan konsep dan studi kelayakan finansial.
b.   Pendanaan pemula (start-up) pengembangan produk dan pemasaran awal, tetapi tanpa
       penjualan komersial: pendanaan hanya untuk mengoperasikan perusahaan.
2)   Pendanaan ekspansi atau perkembangan
a.   Tahap kedua modal kerja bagi tahap pertumbuhan awal, tetapi tanpa kemampuan
      
mendatangkan laba yang jelas ataupun arus kas.
b.   Tahap ketiga ekspansi besar perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang cepat,
      
pada titik pulang pokok atau tingkat keuntungan positif tetapi tetap perusahaan swasta.
c.   Tahap keempat pembiayaan penjembatanan untuk mempersiapkan penawaran saham
       oleh perusahaan kepada masyarakat (kepemilikan oleh masyarakat).
3)   Pembiayaan akuisisi dan leveraged buyouts
a.   Akuisisi tradisional memperoleh kepemilikan dan pengendalian atas perusahaan lain.
b.   Leveraged buyouts. Manajemen perusahaan mendapatkan kontrol atas perusahaan
      
lain dengan membeli dari pemilik yang sekarang.
c.   Privatisasi.   Beberapa   pemilik/manajer   perusahaan   membeli   saham   beredar
      
(outstanding stock), menswastakan perusahaan kembali.
Pembiayaan tahap awal biasanya sangat sulit dan sangat mahal untuk didapatkan. Pembiayaan modal benih misalnya, karena investor biasanya mempunyai dana minimum tertentu yang akan ditanamkan maka pendanaan yang kecil jumlahnya tidak menarik bagi mereka. Mereka jarang terlibat dalam tipe pendanaan ini kecuali pada kasus usaha dengan teknologi tinggi yang diusulkan oleh wirausahawan yang mempunyai prestasi bagus.
Pembiayaan ekspansi dan perkembangan lebih mudah diperoleh dibanding pembiayaan tahap awal. Pemodal memainkan peranan aktif dalam menyediakan dana pada tahap kedua, ketiga, dan keempat. Ketika perusahaan berkembang pada tiap tahap, dana ekspansi menjadi tidak begitu mahal.
Pembiayaan dalam pengembangan bisnis sifatnya lebih spesifik. Dana tersebut digunakan untuk aktivitas seperti akuisisi tradisional, LBO, dan privatisasi. 

Sumber: http://ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/48024/P3.pdf